Indonesia | Economics

Thursday, October 21, 2004

Setelah senior saya jadi menteri...

Mari Elka Pangestu, salah seorang direktur CSIS - dan atasan saya di kantor - menjadi menteri perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu. Berartikah saya dan rekan CSIS mendukung seluruh kebijakan ekonomi pemerintah baru?

Dalam antologi kisah-kisah klasik dari Cina yang dikoleksi oleh Michael Tang dalam Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik (Gramedia, 2004, hlm. 218-9) , diceritakan Bangsawan (atau Gubernur) Ping yang bertanya pada menterinya, Qi Huanyang, tentang calon paling tepat pemerintahan di Nanyang.

Tak pikir panjang, Qi menjawab, "Xie Hu mungkin cocok untuk posisi ini."
"Bukankah ia lawan utama Anda," tanya sang Bangsawan.
"Tuan bertanya siapa yang cocok memerintah Nanyang," jawab Qi," bukan siapa lawan saya."
Sang Bangsawan pun mengangkat Xie Hu, dan Xie Hu memerintah dengan baik.

Tak lama kemudian, Bangsawan bertanya lagi pada Qi Huang tentang yang hakim terbaik untuk pengadilan.
"Qi Yu dapat melakukannya dengan baik," jawabnya.
"Tetapi dia adalah anakmu," jawab Sang Bangsawan,"Apa kata orang jika mereka tahu engkau merekomendasikan anakmu sendiri?"
"Tuan bertanya siapa yang tepat mengelola pengadilan. Anda tidak bertanya apakah ia anak saya."

Qi Yu kemudian ditunjuk - dan ia bekerja keras, adil dan masuk akal dalam menangani kasus-kasus pengadilan.

***
Cara saya dan rekan-rekan CSIS meresponi kebijakan ke depan akan menentukan bagaimana institusi kecil tempat saya bekerja ini - dan juga para pengelolanya - dipersepsi oleh masyarakat. Jelas ada godaan untuk mendukung semua kebijakan ekonomi, misalnya, semata-mata karena adanya keterlibatan di kabinet seseorang yang dulunya menjadi bagian CSIS - dan, kemungkinan, akan kembali ke CSIS setelah masa baktinya berakhir.

Tapi ini godaan yang harus dihadapi dan dijinakkan oleh kami di CSIS. Secara pribadi, saya memilih posisi menteri Qi Huanyang dengan mendukung - atau mengkritisi - kebijakan ekonomi bukan didasarkan pada apakah kebijakan itu diterbitkan oleh 'lawan' atau 'kawan', tetapi apakah kebijakan itu menjawab pertanyaan (dan atau kebutuhan) orang banyak. Diskusi dengan teman sekantor menunjukkan banyak yang sehati soal ini.

Tentu saja, orang di luar CSIS takkan begitu saja percaya komitmen ini. Janji tinggal janji selama belum terbukti - dan akan butuh waktu untuk membuktikannya.

Konon, Konfusius, ketika mendengar cerita di atas, berkomentar: "Qi Huanyang membuat rekomendasi tanpa prasangka dan tanpa takut akan tuduhan nepotisme... Dalam melayani negara, dia tidak pernah membiarkan kepentingan pribadinya mencampuri pekerjaannya."

Semoga, lima tahun ke depan, masyarakat luas berkomentar yang sama akan institusi kecil tempat saya bekerja ini ...

1 Comments:

  • Nice one, dude;-), and as usual you have an analogy to go with it, wish I cd of been part of that 'berdasarkan diskusi dgn rekan2 di kantor'...;-)

    By Blogger Puspini, at 10/22/2004 05:46:00 am  

Post a Comment

<< Home